Nonton yuk.! :-)

Script by: http://www.newoes.com - Rofingi.com

Minggu, 11 Maret 2012

Pisang dan Sunat

Di suatu saat ketika mentari pagi yang cerah, burung-burung riang gembira menyanyi dengan siul-siul bersama teman-temannya. Pepohonan nan segar menyebarkan aura yang damai untuk sekitarnya. Dan disaat yang bersamaan ada seorang ustadz dan seorang berketurunan China sedang berbincang-bincang, sebut saja Ustadz Fakri dan Li Yundai.
Li Yundai              : Ustadz, kenapa sih orang Islam selalu melakukan khitan… .? Padahal khitan kan sakit, masak burung buat
manggung harus dipotong.
Ustadz                  : Memang burungmu bisa manggung… .?
Li Yundai              : Bisalah Tadz, tiap hari oek beri minum STMJ. :-D
Ustadz                  : Apa itu STMJ boy… .?
Li Yundai              : Ah Ustadz ini, masak gak tahu STMJ. STMJ itu singkatannya Susu Telor Madu Jahe. Ayolah Tadz jawab kenapa sih orang Islam itu harus dikhitan/disunat… .?
Ustadz                  : Oh, kirain setiap menit juara. Begini saja, besok ada acara tasyakuran di rumah saya, kamu datang saja ke rumah saya bersama istrimu, nanti aku beri tahu jawabannya, soalnya hari ini saya sibuk sekali untuk acara tersebut. Ok.
Li Yundai              : Yah Ustadz ini, oek kan maunya sekarang. Tapi okelah itung-itung buat ngirit juga dapat makan gratis. Hehehe... .

Tibalah acara tasyakuran di rumah Ustadz Fakri tiba dan banyak makanan yang siap disajikan. Li Yundai dan istrinya juga hadir disana.
Ustadz                  : Wah… . selamat datang pak Li dan bu Li.
Li Yundai              : Weleh-weleh… . Gak bakal nyesel ni oek ke rumah Ustadz, banyak makanan.
Istri Li                    : Ho’oh, gak nyesel oek ke acara ini. Udah gratis, enak-enak lagi makanannya Tadz.
Ustadz                  : Hehehe… . Ya iya donk, masak ya iyalah. Setan aja Grandok.
                                Ayo-ayo silahkan duduk dan nikmati apa yang kalian inginkan.!
Istri Li                    : Beneran nih Tadz boleh ambil yang mana aja… .?
Ustadz                  : Iya silahkan jangan malu-malu.!
Istri Li                    : Oek ambil hati Ustadz aja yah… . Hehehe… .
Li Yundai                              : Hasssyyyaaah… . Lalu hatiku mau kau kemanakan… .?
Istri Li                    : Hehehe… . Biasa ajalah Aiy, namanya juga orang lagi senenk, bener gak Tadz.!?
Ustadz                  : Hahaha… . Kalian ini mesra juga.
Li Yundai              : Biasalah Tadz. Hehehe… .
                Sembari itu, Li Yundai mengambil buah pisang dan hendak membuka kulitnya, dan Ustadz berkata… .
Ustadz                  : Naaahhh… . Itu, itu, itu jawabannya.
                Li Yundai dan Istrinya kaget tingkat kecamatan.
Li Yundai              : Ja… . Ja… . Jawaban apa Tadz… .?
Istri Li                    : Iy… . Iy… . Iya apa Tadz yang jawabannya… .?
Ustadz                  : Itu jawabannya kemarin yang kau tanyakan padaku.
Li Yundai              : Apa sih Tadz, radak lupa oek…. .?
Ustadz                  : Ah kau ini, pertanyaanmu kemarin yang Tanya mengapa orang Islam harus disunat.
Li Yundai              : Lho, apa hubungannya Tadz pisang dengan sunat… .?
Istri Li                    : Hahaha… . Ustadz ini bisa aja kalau bercanda. Iya, apa coba’ hubungannya…. .?
Ustadz                  : Kalu begitu makanlah pisang itu tanpa kau kupas kulitnya.!
Li Yundai              : Hah, sampeyan itu gimana sih, makan pisang kok disuruh makan sama kulit-kulitnya. Ya gak enaklah Tadz, gak nikmat.!
Ustadz                  : Nah seperti itu rasanya waktu manggung kalau orang belum dibuka burungnya (disunat), sama seperti makan pisang plus kulitnya. Tidak bigitu nikmat juga.!
                Li Yundai dan istrinya saling berhadapan sambil menelan air liur di mulut mereka. Akhirnya Li Yundai pada saat itu juga langsung masuk Islam dan ingin merasakan nikmat setelah disunat.

Hehehe… . Biar cerita lucu, tapi ambil yang positifnya juga ya.?! ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar